Rabu, 19 Oktober 2011

Diposting oleh Yoedha

Danau treden telah mengungkapkan cinta El Himunaya, pada serat yang terkandung pada kata - kata yang kemarin mengungkapkan ceritanya dibalik awan yang memanggil tiap sisi bathin berada pada kembaranya, dalam hembusan angin yang lalu menyapa daun -daun kering yang melintasi sungai helfas dan getar dahan yang menyemangatkan impian pohon kamelina, mendapati sejumlah rahasia yang terkandung pada tiap suasananya, dari sudut kamar yang nampak sedikit cahaya dari lampu lorong kesunyian yang menceritakan El Himunaya sedang mengalami masa kegetiran, kecemasan yang menularkan ambisi dan ketidakpastian langkahnya, El Himunaya mengucapkan pada dinding bisu dan teruntai kelayuan di wajahnya yang bersemi di tengah taman bunga, " Samir, jiwaku telah tinggal tulang yang hancur, meski badanku telah mencampuri dagingnya dengan ilmu dan hikmat, namun jarak yang membelenggu pada tiap rantainya adalah kekejaman, bilakah engkau menitipkan wajahmu pada sang impian, ataukah kau menghadiri jamuanku nanti malam saat sihir - sihir berterbangan, Samir...dengan suaramu aku merindukan "..Perlahan ia kembali menuju pembaringan yang bertabur bunga dan kenyataan keindahan sedang baginya adalah jurang yang penuh kehampaan, liang yang terjal dan tajam, El Himunaya mengais tangisan yang berjatuhan sejak dua hari yang lalu seperti jutaan waktu yang menjerat jantung dan menikam kegelisahannya, Raja Dumma telah memaksakan ketinggiannya menghukum cinta yang telah terikat pada satu kuncup hari dan waktu, di hamparannya berjatuhan pasir - pasir keemasan yang menghantui tiap kekuasaaan, dua kali matahari terbit ia akan menegaskan tali pernikahan dengan El Himunaya,...Malam menandai gejolak di himpunan Kota Herpolymindra, di antara sempit dan riuh kota serta berbagai kebusukan tong sampah hati dan kemuakan yang tiada berkasih, tersemat semangat yang menandingi jutaan pasukan kerajaan Dumma, dengan tegap ia mencengkram senjata yang terbuat dari kepingan harga diri, dan pedang tajam dan berkilau yang ia namakan Cinta sejati, bergegas ia menyeberangi sungai kecil di tengah taman friyed, sejenak langkahnya terhenti di antara pohon kamelina yang biasa ia dan El himunaya menceritakan tentang kasih dan tentang Mimpi,
" El Himunaya..perhatikan Cintaku akan membawa jutaan pasukan yang dengan sayap- sayapnya akan menebarkan angin dan menghempaskan ketamakan, akan kupeluk jiwamu meski jiwaku berada pada tanduk Pionesia, atau berada pada runcing tombak Sadferna, Aku menjemputmu pada gelap dinding dan hujaman panah kemurkaan...
( Part 1 )

0 komentar:

Posting Komentar